Kamis, 02 Juni 2011

Isu Pemanasan Global


Data dan fakta World Bank (2001), lebih dari 1.000 spesies tumbuhan dan hewan setiap tahun musnah akibat aktivitas industri serta turunan sains lainya, setidaknya menjadi bukti riil kejahatan sains terhadap lingkungannya. Sedangkan hutan dan sumber daya alam yang menghasilkan mineral dan energi juga mengalami krisis hebat. Ironisnya, setiap tahun berdasarkan catatan FAO antara 1992-1993, hutan Indonesia telah terjadi deforestasi 2,5 juta hektare per tahun. Artinya tiga kali lipat menjauhi rata-rata deforestasi dunia. Sehingga, World Resources Institute (WRI) pada awal tahun 1997 menyebutkan Indonesia telah kehilangan 72 persen hutan alamnya (Alikodra, 2004).
Isu pemanasan global sudah cukup lama di dengar, namun kenapa ya baru-baru ini saja wacana tersebut membumi, meski demikian masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu pemanasan global (global warming). Cukup mengerikan bila membaca artikel maupun menonton film “an inconvinient truth” karya mantan wakil presiden USA “Al Gore”. Kita semua boleh ngeri dan marah terhadap kerusakan alam.
Pemanasan global (global warming) adalah isu yang akan terus menghangat dalam beberapa dekade kedepan. Terakhir, isu pemanasan global juga mencuat dalam pertemuan umum pemimpin APEC di Sydney dan dimungkinkan menguat lagi dalam Sidang Umum PBB di New York tahun ini. Pemanasan global telah menjadi ancaman planet bumi, termasuk Indonesia.
Berbagai fakta mudah sekali ditemukan bahwa pemanasan global telah menyebabkan sedemikian banyak akibat bagi penduduk di planet bumi. Membesarnya lubang ozon yang seharusnya melindungi planet bumi dari sinar ultraviolet, naiknya ketinggian permukaan air laut sehingga mengancam ratusan juta manusia, meningkatnya suhu rata-rata bumi dan perubahan iklim global.
Ada satu artikel yang ditulis berdasarkan pada hasil simulasi numerik jangka panjang tentang apa yang akan terjadi jika laju penambahan gas rumah kaca terus bertambah di atmosfer Bumi. Dalam jangka panjang, ternyata Eropa akan semakin dingin jika pemanasan global terus berlangsung. Akibat suhu yang dingin di sekitar kutub utara (Greenland), maka akan terjadi pembekuan air laut. Pembekuan air laut ini akan melepaskan garam yang terkandung di dalam air laut tersebut (oleh sebab itu, kenapa es di kutub tidak berasa asin karena garamnya tidak ikut membeku). Pelepasan garam ini akan menjadikan salinitas air laut menjadi lebih tinggi sehingga densitas air laut di sana pun menjadi lebih tinggi pula, akibatnya massa air laut akan turun (dikenal sebaga fenome sinking atau downwelling atau bisa juga disebut sebagai arus laut yang bergerak ke kedalaman). Kekosongan akibat turunnya massa air laut yang memiliki densitas yang besar tersebut akan diisi oleh massa air laut di sekitarnya, yaitu dari daerah lintang yang lebih rendah atau daerah tropis. Air laut di tropis yang hangat inilah yang menjadikan iklim di lintang menengah dan tinggi tetap cukup hangat.
Pemanasan global akan menyebabkan terjadinya pencairan es di kutub. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah air, sehingga terjadi pengenceran air laut. Akibatnya, densitas air laut menjadi berkurang sehingga proses sinking atau downwelling pun akan melemah. Melemahnya proses ini akan mengurangi jumlah air hangat yang masuk dari daerah tropis. Akibat selanjutnya, iklim di lintang menengah dan tinggi tidak lagi sehangat sebelumnya, dan ini yang akan memicu terjadinya Eropa yang membeku dalam jangka panjang.
Berdasarkan akal manusia, segala sesuatu ada penyebabnya. Membekunya Eropa terjadi akibat pemanasan global. Pemanasan global sendiri terjadi akibat meningkatnya kadar CO2 di atmosfer. Meningkatnya CO2 di atmosfer terjadi akibat semakin "boros" dan "berlebihannya" manusia dalam beraktivitas, dalam mengeksploitasi alam. Dari sini, manusia bisa berintrospeksi diri dan hidup lebih bijaksana.
Jika Eropa membeku atau Indonesia banjir, tentu itu akan mengancam kehidupan dan peradaban manusia. Oleh karena itu, banyak ilmuwan yg tengah melakukan penelitian untuk mencari solusi agar hal itu jangan sampai terjadi. Mencari energi alternatif yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, melakukan efisiensi, menjaga kelestarian hutan dan lautan, adalah alternatif yg bisa dan tengah dilakukan oleh banyak negara maju di dunia. Sudah waktunya buat kita semua sadar dan memulai untuk sadar dan ramah terhadap lingkungan, mari bergerak bersama dan memberikan penyadaran kepada masyarakat, keluarga dan teman untuk hal tersebut.
Setidaknya kita semua bisa melakukan salah satunya :
1. Hemat energi
2. Gunakan produk ramah lingkungan
3. Stop penebangan hutan
4. Buang sampah pada tempatnya
5. Tanam pohon kembali
6. Hemat air
Mengatasi pemanasan global bisa dimulai dari diri sendiri dengan bertanggung jawab atas tindakan yang kita lakukan setiap hari. Bersahabatlah dengan alam, selamatkan lingkungan sekitar. Karena boleh jadi hal kecil yang dilakukan oleh satu orang terlihat tidak banyak berarti, tapi kalau hal kecil itu diduplikasi oleh banyak orang akan menjadi hal yang luar biasa.
Selain Einstein adalah J.J. Roussou, salah satu tokoh peletak dasar pencerahan Eropa pernah mengatakan, sebuah pencerahan tidaklah bermakna apa pun bila terlepas dari nilai-nilai keimanan. Pengetahuan pun tak bermakna apa-apa bila tidak mengabdi kepada kemanusiaan.



http://hanggorosapoetro.multiply.com/journal/item/3/PENGARUH_TEKNOLOGI_TERHADAP_GLOBAL_WARMING_DAN_PERADABAN_MANUSIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar